Apa itu Denormalisasi?

    Denormalisasi adalah proses  desain database di mana aturan normalisasi  desain database relasional dilanggar secara sengaja atau selektif. Tujuan denormalisasi adalah untuk meningkatkan kinerja sistem dengan mengurangi jumlah tabel yang terlibat dalam kueri database dan menghindari penggabungan yang rumit. Namun, denormalisasi dapat mempengaruhi konsistensi dan integritas data, sehingga harus digunakan dengan hati-hati.

    Beberapa contoh tindakan denormalisasi melibatkan penggabungan tabel, menambahkan redundansi data, dan menghapus tingkat normalisasi tertentu. Meskipun dapat meningkatkan kinerja, denormalisasi juga dapat menimbulkan potensi masalah seperti ketidakteraturan data dan kesulitan dalam pemeliharaan.

    Ada beberapa situasi yang di mana denormalisasi dapat bermanfaat, seperti ketika memiliki beban kerja baca yang tinggi dan ingin menghindari banyak operasi join yang memperlambat kueri.

Berikut adalah beberapa cara di mana denormalisasi dapat diimplementasikan:

  1. Penggabungan Tabel (Table Join):Dalam desain yang di normalisasi, entitas dan atribut dibagi menjadi tabel terpisah untuk menghindari redundansi. Saat di denormalisasi, tabel-tabel ini dapat digabungkan menjadi satu tabel untuk memudahkan pembuatan Query.
  2. Penambahan Redundansi Data: Beberapa data yang mungkin berlebihan dalam desain normalisasi dapat diduplikasi atau ditambahkan ke  satu tabel untuk meningkatkan kinerja dan menyederhanakan Query.
  3. Penggunaan Kolom Turunan: Dalam denormalisasi, kolom-kolom turunan atau hasil penghitungan dapat disertakan dalam tabel untuk menghindari penghitungan berulang selama eksekusi Query.
  4. Penggunaan Materi-alized Views: Materi-alized Views adalah tabel yang menyimpan hasil Query yang kompleks sehingga Query tersebut tidak perlu dieksekusi secara langsung setiap kali dibutuhkan. Hal ini meningkatkan kinerja tetapi juga menciptakan redundansi.
  5. Penggunaan Index dan Materialized Views: Menambahkan Indeks atau Materialized Views pada kolom tertentu dapat mempercepat kueri namun juga dapat meningkatkan redundansi data.
Berikut beberapa alasan umum untuk menerapkan denormalisasi:

  1. Kinerja Query: Dalam beberapa kasus, normalisasi dapat menghasilkan struktur tabel yang memerlukan penggabungan Query yang kompleks, sehingga dapat memperlambat kinerja sistem. Denormalisasi dapat mengurangi jumlah koneksi dan meningkatkan kecepatan eksekusi Query.
  2. Pemeliharaan yang Mudah: Denormalisasi dapat mempermudah pemeliharaan karena struktur tabel menjadi lebih sederhana dan  intuitif. Hal ini dapat mengurangi kompleksitas  pengembangan dan pemeliharaan database.
  3. Penggunaan Ruang Penyimpanan yang Efisien: Dalam beberapa kasus, denormalisasi dapat mengurangi kapasitas penyimpanan yang diperlukan karena  data yang berlebihan dapat dikompresi.
  4. Mengatasi Batasan Sistem: Jika kinerja sistem merupakan prioritas  dan redundansi data bukan merupakan masalah besar, denormalisasi mungkin merupakan pilihan yang lebih baik.
    Penerapan denormalisasi harus dilakukan dengan bijak dan mempertimbangkan kebutuhan spesifik aplikasi dan lingkungan sistem. Keputusan untuk menerapkan normalisasi atau denormalisasi harus didasarkan pada pertimbangan kinerja, kebutuhan pemeliharaan, dan desain aplikasi secara keseluruhan. Normalisasi yang tepat masih merupakan pendekatan standar dalam desain basis data relasional untuk menjaga integritas data.

Dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Basis Data yang diampu oleh Bapak Adi Rizky Pratama M.Kom.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu attribute, entitas dan relasi dalam ERD

Memahami tentang apa itu primary key, foreign key, dan candidate key dan contoh penerapannya